COP28 Akan Bahas Penyebab Proyek CCS/CCUS Disetop di Sejumlah Negara

Nadya Zahira
23 November 2023, 15:12
Ilustrasi Penghasil Gas Karbon
Freepik

Para pemimpin negara akan membahas lebih dalam peran teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon ( Carbon Capture and Storage/CCS) serta Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP28) di Dubai, Uni Emirat Arab. Saat ini penggunaan teknologi tersebut terkendala biaya yang tinggi sehingga sejumlah negara menghentikan proyek CCS/CCUS, seperti Norwegia dan Kanada.

Penggunaan teknologi ini juga belum terbukti secara pasti bisa mengurangi emisi karbon dioksida. Hal itu membuat teknologi ini sulit untuk dijual kepada publik yang masih awam. 

Menurut Global CCS Institute, saat ini terdapat 42 proyek CCS dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) komersial yang beroperasi di seluruh dunia dengan kapasitas untuk menyimpan 49 juta metrik ton karbon dioksida per tahun. 

Jumlah tersebut adalah sekitar 0,13% dari sekitar 37 miliar metrik ton emisi karbon dioksida tahunan dunia yang terkait dengan energi dan industri.

Adapun dari 42 proyek tersebut, tercatat sebanyak 30 proyek menggunakan karbon untuk pemulihan minyak yang ditingkatkan (enhanced oil recovery/EOR), di mana karbon disuntikkan ke dalam sumur minyak untuk membebaskan minyak yang terperangkap. 

Para pengebor mengatakan bahwa EOR dapat membuat minyak bumi lebih ramah iklim. Namun, para pencinta lingkungan mengatakan bahwa praktik ini kontra produktif.

Sedangkan 12 proyek lainnya secara permanen menyimpan karbon dalam formasi bawah tanah untuk meningkatkan produksi minyak. Proyek tersebut tersebar di berbagai wilayah yakni di AS, Norwegia, Islandia, Cina, Kanada, Qatar, dan Australia.

Biaya Tinggi

Penerapan teknologi CCS/CCUS membutuhkan biaya tinggi. Berdasarkan studi Ekonomi bagi ASEAN dan Asia Timur (ERIA) menyebutkan bahwa biaya pengambilan karbon sekitar US$ 45,92 per metrik ton karbon yang ditangkap. Sementara biaya untuk penyimpanan karbon sekitar US$ 15,93 hingga US$ 120 per metrik ton karbon yang ditangkap, tergantung pada sumber emisi, dan proyek DAC.

“Bahkan, harga tersebut bisa lebih mahal lagi, yaitu antara $600 hingga $1.000 per metrik ton, karena jumlah energi yang dibutuhkan untuk menangkap karbon dari atmosfer,” kata ERIA dilansir dari Reuters, Kamis (23/11).

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...